Pagi itu, tepatnya tanggal 25 April, entah kenapa gua ingatnya ujian mulai jam 11:00, yang sebenarnya ujian dimulai jam 10:00..
Sebenarnya salah satu teman gua sudah minta ajak belajar bareng jam 09:00, tapi karna gua ingatnya jam 11:00 gua malah bilang belajar barengnya jam 10:00..
Dia udah peringatin, "ih jangan mepet2 mau mulai ujian." tapi yah namanya gua taunya jam 11:00..
waktu terus berjalan sampe akhirnya sudah pukul 10:00 gua yang masih santai malah baru mau berangkat dan berangkat ke kampus sekitar jam 10:13..
sesampainya dikampus, waktu sudah menunjukkan pukul 10:20-an. dan dengan "Cengo"-nya gua lewatin ruang kelas lihat anak2 diruang itu sedang mengerjakan soal ujian. gua langsung panik karna gua merasa ada feeling buruk. gua lekas lari ke ruang kelas, tapi sebelum masuk gua bertemu sama beberapa anak, lalu gua tanya "ujiannya jam 11:00 kan yah?" mereka lalu jawab "hah? jam 11:00? jam 10:00 kali." lalu gua tanya balik "lah, lu pada kenapa pada belom masuk?" dengan santainya mereka jawab "ntar aja ah males".
"astaga, seandainya gua jadi kalian, pasti gua udah langsung masuk kelas waktu ujian meu dimulai", cuma itu yang bisa gua katakan dalam hati. lalu gua langsung lekas masuk kelas, dan sangat beruntung kakak petugasnya baik dan memperbolehkan gua ngerjain ujian. saking lupa di silent hp pun bunyi, entah sms, entah telp, entah whats up dsb. bodo amat dah gua langsung ngebut ngerjain ujian karna gua sadar kalau gua sudah telat banget. parahnya pun, bel buat nunjukkin kalau ujian udah lewat 30 menit bunyi, dan gua baru no. 1 saat itu.. huaaa tulisan makin acak kadut makin ngebut dan makin gak bisa mikir. sam pai akhirnya waktu berlalu dan waktu ujian selesai. gua belum selesaiiiii untungnya kakak yang jaga ruang gua dengan baik ngertiin gua, dan dia mau nungguin gua sampe tamat.. T_T "thanks kak, kalau aja bukan kk yang jaga ruang ini, sudah pasti saya belum selesai, makasih banyak yah kak" hanya bisa berkata itu saat gua ngumpulin kertas jawaban walaupun jawaban gua seadanya dan sengebutnya..
kesimpulan yang bisa gua ambil adalah, gua harus lebih care lagi dengan waktu, bukannya tidak care sih selama ini, tapi mungkin kurang teliti aja waktu cek jam ujian.. sungguh ini pengalaman pertama gua telat ujian dan pengalaman yang gak akan gua ulangi lagi karna dampaknya parah banget. T_T
Senin, 06 Mei 2013
Jumat, 19 April 2013
Sistem pengukuran akuntansi
3 SISTEM PENGUKURAN UTAMA DI DALAM
AKUNTANSI
1.
Historical
Cost Accounting
Sistem
historical cost ini mulai digunakan sebagai prinsip akuntansi setelah terjadinya Wall Street
Collapse pada 1929. Sistem ini merupakan sistem akuntansi yang fundamental sebagai
dasar untuk mengukur modal dan menghitung pendapatan dengan menggunakan
penandingan biaya pada 1930-an.
2.
Current
Cost Accounting (entry value)
Pada
1960-an beberapa alternatif sistem penilaian dikembangkan berdasarkan
historical cost sebagai fundamental sistem akuntansi. Pertama, yang diperbarui
dari sistem biaya dengan mengusulkan untuk mengukur penggunaan sumber daya dan
penilaian modal pada harga beli sekarang (current buying price). Kedua
menggunakan harga jual sekarang (current selling price).
3.
Exit Price Accounting (current selling price)
HISTORICAL COST
Dasar pemikiran
untuk biaya historis berasal dari beberapa sumber dengan buku yang paling
berpengaruh oleh Paton dan Littleton. An introduction to corporate accounting
standards. kita bergantung pada buku mereka untuk banyak argumen atas
dukungan teoritis sejarah akuntansi hari ini.
A.
Tujuan Akuntansi
Dengan pertumbuhan
perusahaan selama setengah abad terakhir, informasi akuntansi membawa makna
yang lebih besar sebagai sumber informasi tentang perusahaan. satu alasan untuk
ini adalah bahwa bentuk perusahaan untuk sebuah bisnis besar menyebabkan
pemisahan kepemilikan usaha dan kontrol, akuntabilitas, oleh karena itu
dipandang menjadi tujuan paling penting dari fungsi pelaporan.
Tujuan kepengurusan
biaya historis menekankan pada sebuah hubungan kontrak konservatif antara
perusahaan dan mereka yang menyediakan sumber daya untuk itu dengan membuat
manajemen bertanggung jawab atas input dari aset operasional dan output
berikutnya pada nilai bersih dari ekuitas operasi. Dengan demikian, laporan
laba rugi adalah mekanisme komunikasi kunci.
Kritikus berpendapat
bahwa historical cost hanya melaporan
penghasilan/pendapatan saja (yang cocok dengan input/masukan pada konsep biaya
historis) tanpa pengakuan atas perubahan nilai aktiva dan kewajiban adalah
menyesatkan dan menghasilkan kebijakan dividen yang tidak benar.
B.
Modal dan Laba
Dalam rangka
historical cost profit akan ditentukan, entitas akuntansi harus terlebih dahulu
mempertahankan jumlah modal yang sama (aset dikurangi kewajiban) yang dimiliki
pada awal periode - di mana semua aset dan kewajiban dinilai berdasarkan biaya
pembelian historis mereka. Dengan demikian, pendapatan adalah kenaikan modal
biaya historis pada akhir periode akuntansi.
pendapatan
menunjukkan pencapaian perusahaan untuk periode tertentu, biaya merupakan upaya
yang dikeluarkan (dalam hal biaya historis yang disesuaikan) dan laba
berkorelasi dengan efektivitas perusahaan sebagai unit operasi. Oleh karena itu
laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang paling penting, karena
mengungkapkan hasil dari operasi bisnis.
C.
Pencocokan teori biaya
Akuntan biaya
historis/historicsl cost terus melacak aliran biaya. Karena melampirkan biaya,
ini hanyalah cara lain untuk mengatakan bahwa akuntan menjaga rekening/akun transaksi
bisnis. sebagai pembelian barang dan jasa perusahaan, tugas akuntan adalah
untuk menelusuri pergerakan biaya dan melampirkan (match) mereka terhadap
pendapatan yang diterima saat mereka mengalir melalui bisnis. Dengan kata lain
akuntan harus memutuskan biaya yang telah jatuh tempo dan karena itu harus
dicocokkan terhadap pendapatan dalam laporan laba rugi, dan mana biaya yang
masih belum jatuh tempo dan karena itu harus ditempatkan pada neraca sebagai
residual/sisa (unmatched aset). dalam menggambarkan proses ini, paton dan
littleton, agak puitis, menyatakan bahwa persediaan dan tumbuhan ... akumulasi
biaya ke adalahtegangan, karena itu, menunggu nasib mereka. nasib mereka, tentu
saja, adalah untuk berakhir pada laporan laba rugi. dengan demikian, kita dapat
melihat bahwa konsep yang cocok adalah sangat penting dalam akuntansi biaya
historis. itu adalah konsep yang memandu akuntan dalam menentukan mana biaya
yang harus dipertimbangkan sebagai beban/expense. Istilah seperti biaya yang
telah jatuh tempo untuk expense dan biaya amortisasi untuk aset non-moneter
berasal dari biaya melampirkan teori yang diterapkan pada alokasi biaya
historis.
Dilihat dari
historical cost : dilihat dari pendapatan masa lampau dan di bandingkan dengan
profit sehingga dapat menentukan laba rugi
Matching cost
berhubungan historical cost untuk melihat sejarah dari akuntansi keuangan dari
masa lampau sehingga dapat melihat apa yang terjadi. Hubungan dengan historical
cost untuk mengetahui bahwa assets tersebut dapat didepersiasikan.
D.
Konservatisme
komponen lain yang
penting adalah penerapan prosedur pencocokan konservatif. Beban harus
dialokasikan sesegera mungkin, sedangkan pendapatan tidak harus diakui sampai
ada kemungkinan besar bahwa mereka akan diterima. yaitu, terdapat
kecurangan/kecondongan bias terhadap pengakuan beban vis a vis pengakuan
pendapatan. landasan konsep konservatisme lainnya adalah bahwa peningkatan
nilai aset tidak harus diakui, namun penurunan nilai harus menjadi—lebih rendah
dari cost atau aturan pasar. penerapan prosedur tersebut berarti keuntungan
yang dihitung secara konservatif dan berarti bahwa setiap aliran pendapatan
potensial mengalir ke laporan laba rugi perlahan seiring waktu. misalnya, jika
nilai aset meningkat karena peningkatan aliran potensi masa depan ekonomi kas;
maka hanya diakui secara perlahan dalam pendapatan sebagai potensi peningkatan
arus pendapatan mereka direalisasikan. dengan demikian, konsep coservatism
memperkuat pendekatan transaksi dengan akuntansi (transaksi harus dibuktikan oleh
baik kredit atau uang tunai) dan non-recognition event yang tidak dihasilkan
dalam transaksi (seperti kenaikan harga). Contoh : utang garansi, kegiatan yang
meyakinkan bahwa produknya tersebut bagus, memungkinkan utang tersebut tidak
tertagih.
2. Dukungan dan
Kritikan
A. Dukungan
Historical Cost
Biaya historis
telah diserang oleh banyak orang, terutama pada dasar bahwa historical cost
tidak melaporkan realitas komersial atau memberikan penilaian up-to-date
kekayaan bersih saat ini. Pembela telah menyajikan argumen berikut :
a) Biaya historis
relevan dalam pengambilan keputusan ekonomi.
b) Biaya historis
didasarkan pada aktual, bukan hanya mungkin, transaksi.
c) Sepanjang
sejarah, laporan keuangan berdasarkan biaya historis telah ditemukan untuk
menjadi berguna.
d) Konsep terbaik
memahami keuntungan merupakan selisih harga jual atas biaya historis.
e) Akuntan harus
menjaga integritas data mereka terhadap modifikasi internal.
f) Bagaimana
informasi yang berguna adalah laba berdasarkan biaya saat ini atau harga
keluar?
g) Perubahan harga
pasar dapat diungkapkan sebagai data pelengkap.
h) Ada bukti cukup
untuk membenarkan akuntansi biaya historis.
B. Kritik Akuntansi
Biaya Historis
Tujuan akuntansi
Dalam
akuntansi konvensional, tujuan pemberian informasi untuk pengambilan keputusan
ekonomi ditafsirkan sebagai penyusunan informasi dalam rangka urusan fungsi
manajemen. Pengambilan keputusan ekonomi perlu penafsiran yang tajam. Dalam
sejarahnya, akuntansi berperan membantu para pemakai laporan, padahal pemakai
laporan lebih memerlukan informasi untuk masa depan, bukan masa lalu. Jadi para
investor bukan hanya tertarik pada nilai investasi awal, tetapi lebih tertarik
pada berapa nilai kenaikan atau penurunan investasinya sampai sekarang. Edward
and Bell (1961: 17) mengatakan bahwa pengambilan keputusan ekonomi adalah
berdasarkan pergerakan harga secara individual dan hubungan di antaranya. Data
masa lalu sekedar perbandingan. Akuntansi harus mampu menghubungkan keduanya,
yaitu antara perubahan harga dan harga masa lalu. Tanpa informasi tersebut
keputusan ekonomi akan bias. Menurutnya kondisi masa lalu, meskipun mengandung
kebenaran, tetap saja tidak mampu menditeksi kondisi pasar. Salah satu fungsi
manajemen adalah perencanaan, sehingga termasuk melakukan perencanaan operasi
perusahaan masa yang akan datang dan adanya perubahan harga.
Biaya
historis memang banyak membantu, namun tidak cukup memuaskan dalam penilaian
untuk pengambilan keputusan ekonomi. Ketika asset dibeli, biaya histories
memang tepat, sebab menunjukan harga kini, tetapi dengan berlalunya waktu,
biaya histories hampir pasti tidak akan relevan lagi. Dalam kondisi terjadi
kenaikan harga, laba perusahaan akan terlalu tinggi, karena penyusutan asset
yang terlalu kecil. Masalah ini menjadi berbahaya, karena dividen dibagikan
berdasarkan laba akuntansi, begitu juga pajak. Satu-satunya alasan penggunaan
biaya histories yang cukup kuat adalah adanya asumsi kelangsungan usaha.
selanjutnya,
para kritikus akuntansi biaya historis telah berulang kali menyatakan bahwa
sistem gagal dalam fungsi yang mendasarinya untuk menyediakan informasi yang
obyektif. ada begitu banyak keputusan yang terkait dengan pencatatan,
pengukuran dan pelaporan informasi bahwa sistem biaya historis jauh dari
obyektif dan terbuka terhadap manipulasi. tahun 1998 yang dirilis AARF teori
akuntansi monografi 10, pengukuran dalam akuntansi keuangan. monografi 10
(p.22) mempertanyakan validitas informasi biaya historis dan menyerang prinsip
dasar dari sistem, yaitu bahwa informasi sejarah menjamin pemeliharaan modal
dasar entitas.
Informasi untuk Pengambilan Keputusan
Biaya historis tidak mencukupi untuk
mengevaluasi keputusan bisnis. saat aset diperoleh, biaya historis aset ini
relevan karena mengacu pada peristiwa saat ini. namun, setelah periode akuisisi
berlalu itu adalah biaya tersebut tidak lagi biaya saat ini karena bisa saja
nilai asset mengalami perubahan dan karenanya tidak lagi konsekuensial.
keuntungan pada tahun tertentu dianggap mewakili kenaikan bersih nilai modal
entitas untuk tahun itu - yaitu, kegiatan yang terjadi pada tahun tertentu yang
meningkatkan modal entitas. modal dapat didefinisikan dalam beberapa cara.
misalnya, dapat berguna bagi pengambilan keputusan, modal bisa berarti
kemampuan operasi perusahaan (kemampuan untuk mempertahankan produksi), atau
daya beli perusahaan (kemampuannya untuk bertransaksi di pasar). Dalam hal
biaya historis, modal adalah investasi moneter asli dalam perusahaan.
Jika
modal didefinisikan sebagai kemampuan operasi perusahaan, laba adalah perubahan
kemampuan operasi perusahaan selama periode pelaporan. yaitu, laba adalah
jumlah yang diperoleh setelah pemeliharaan modal fisik perusahaan. Informasi
ini berguna untuk keputusan yang berfokus pada kemampuan entitas untuk
mempertahankan produksi dan bersaing dengan pihak lain dalam industri di masa
depan. jika keuntungan adalah perubahan dalam daya beli, konsep modal
dipertahankan adalah modal keuangan yang diukur dari segi harga saat ini. lagi,
informasi yang berguna karena memberikan informasi mengenai perubahan kapasitas
masa depan entitas untuk bertransaksi di pasar.
kritikus
berpendapat keuntungan yang dilaporkan dalam biaya historis tidak memiliki
interpretasi prospektif. melainkan sepenuhnya retrospektif. akuntansi biaya
historis mengadopsi konsep modal keuangan - modal dianggap sebagai investasi
dollar nominal dalam perusahaan - daripada daya beli investasi. setelah tahun
akuisisi, biaya historis tidak berkorelasi dengan peristiwa tahun itu. itu
adalah fiksi yang diciptakan oleh prosedur akuntansi untuk percaya bahwa biaya
historis sepenuhnya berkaitan dengan operasi saat ini. untuk mencocokkan biaya
historis terhadap pendapatan saat ini tidak memungkinkan untuk pembagian dari
total keuntungan dalam aktivitas operasi dan komponen memegang.
selanjutnya,
historical cost melebih-lebihkan keuntungan dalam waktu kenaikan harga karena
historical cost mengimbangi biaya historis terhadap arus pendapatan
(digelembungkan). dengan demikian, itu bisa menyebabkan penurunan tanpa
disadari dari modal di mana modal didefinisikan dalam hal kemampuan entitas
untuk menghasilkan, bertransaksi, atau beroperasi ke masa depan. angka
keuntungan di bawah harga perolehan dapat menipu manajemen sejauh bahwa dividen
yang dibayarkan bisa melebihi keuntungan nyata tahunan dan mengikis modal
dasar.
biaya
historis mungkin lebih objektif daripada harga saat ini tapi kritikus
menyatakan bahwa relevansinya bagi pengambilan keputusan sangat dipertanyakan.
fakta bahwa beberapa pengecualian (misalnya lebih rendah biaya dan aturan nilai
realisasi bersih untuk persediaan) mengungkapkan bahwa alasannya adalah cacat.
komentar sterling, biaya bukan merupakan prinsip dasar akuntansi melainkan
merupakan turunan dari prinsip konservatisme penilaian.
Dasar Biaya Historis
Salah
satu pembenaran untuk penggunaan biaya historis adalah asumsi kelangsungan
usaha. Dianggap bahwa kehidupan perusahaan adalah tidak terbatas, sehingga
harapan normal mengenai item non moneter akan terpenuhi. Inventori dapat
diharapkan akan dijual, dan aktiva tidak lancar akan sepenuhnya digunakan dalam
bisnis. Oleh karena itu, biaya historis aktiva, atau yang sebagian dialokasikan
itu, adalah jumlah yang tepat agar sesuai/setara dengan pendapatan.
Sesuai/sepadan
Pada pemeriksaan lebih dekat
pada teori konvensional, kita menemukan bahwa asumsi kelangsungan hidup usaha
(going concern) tidak menggaris bawahi penggunaan pada biaya historis. Agaknya,
pada pelaporan adalah konsep biaya historis. Konsep pencocokan (matching) mengharuskan bahwa ketika pendapatan yang
diperoleh, beban yang terjadi pada pendapatan tersebut akan dicocokkan (offset)
terhadap pendapatan untuk menghitung laba. akuntansi konvensional ditambah
penekanan pada menentukan apakah biaya harus dikurangkan dari pendapatan dalam
periode berjalan atau ditangguhkan untuk masa mendatang. Sprouse berpendapat
bahwa pencocokan tidak memerlukan konsep pendapatan untuk melayani sebagai
dasar untuk membuat penilaian mereka. pada kenyataannya, katanya, sebagian
besar kasus pencocokan biaya dan pendapatan adalah sebuah kemustahilan praktis.
apa yang kita kenal sebagai pencocokan pada dasarnya adalah proses memanggil
dari keputusan acak yang akan dibuat, daripada analisis yang konsisten. Sprouse
menggambarkan proses sebagai salah satu yang mirip dengan menilai kontes
kecantikan di mana juri memberikan suara mereka sesuai dengan preferensi
pribadi mereka untuk menggambarkan pemenang, karena tidak ada konsep yang dibentuk
ada untuk memastikan kecantikan, sama halnya dengan ada satu pun untuk
menentukan pencocokan yang tepat.
Sepanjang hal yang sama, Thomas
berpendapat bahwa pernyataan tentang pencocokan, dan alokasi biaya tertentu,
adalah 'tidak dapat diperbaiki', yaitu, mereka tidak mampu menjadi diverifikasi
atau disangkal. Tidak ada cara untuk memilih salah satu metode terhadap metode
yang lain kecuali sewenang-wenang/arbitrarily. Jika kita percaya dalam
pencocokan, maka kita harus mampu mendukung metode tertentu yang sesuai dengan
bukti empiris.
Pengertian Tentang Kebutuhan Investor
Telah
ada pendapat bahwa historical cost, dalam menentukan laba, menyebabkan distorsi
atau penyembunyian pengungkapan.Whitman dan Shubik berpendapat bahwa masalah
ini muncul karena tujuan dari akuntansi biaya konvensional historis salah untuk
dipahami, bahwa :
a) akuntan memiliki
naif, pandangan sederhana tentang investor dan kebutuhan mereka
b) akuntan menerima
gaya lama. pandangan fundamentalis tentang bagaimana perusahaan dan sahamnya
harus dianalisis.
Diketahui
bahwa ada perbedaan antara analisis pangsa pasar dan analisis perusahaan. Untuk
yang pertama, analisis terutama terdiri dari mencoba untuk memastikan apa yang
investor pikirkan. Pengikut perspektif ini tidak benar-benar khawatir tentang
fakta perusahaan, tetapi tentang psikologi pasar. Mereka tertarik pada apa yang
Keynes sebut 'pendapat rata-rata
berpendapat rata-rata'. Menurut Whitman dan Shubik, alasan untuk penekanan ini
pada psikologi investor daripada kenyataan perusahaan bahwa :
a) Investor
biasanya memiliki sedikit pengetahuan tentang perusahaan, manajemen, kebijakan
dan tujuan tersebut, peluang dan masalah.
b) investor sebagai
pemegang saham mengambil peran pasif karena mereka dalam posisi untuk mengubah
cara sumber daya perusahaan digunakan.
c) Investor yang
ideal dengan efek yang sangat berharga dan karena itu bergerak masuk dan keluar
dari situasi yang mudah.
d) Investor
mengembangkan pandangan jangka pendek karena ekonomi investasi pangsa pasar
diarahkan untuk tujuan itu.
CURRENT COST ACCOUNTING
Tujuan akuntansi
biaya sekarang (Current Cost Accounting)
Akuntansi biaya
sekarang (CCA) adalah sistem akuntansi dimana aset dinilai berdasarkan harga
pasar saat membeli dan laba ditentukan oleh alokasi berdasarkan pada biaya saat
ini.
Apa tujuan dari
current cost? Perlunya pertimbangan manajer dihadapkan dengan keputusan dalam
menjalankan bisnis. Satu asumsi kita bisa buat adalah bahwa manajer dari suatu
perusahaan ingin mengetahui bagaimana mereka harus mengalokasikan sumber daya
perusahaan untuk memaksimalkan keuntungan.
Edward dan Bell
mengungkapkan masalah mendasar dalam hal tiga pertanyaan.
•Berapa jumlah aset
harus dilakukan pada waktu tertentu? Ini adalah masalah ekspansi.
•Apa yang harus
menjadi bentuk aset ini? Ini adalah masalah komposisi.
•Bagaimana
seharusnya aset yang akan dibiayai? Ini adalah masalah pembiayaan.
Manajer
membuat keputusan terhadap tiga pertanyaan berdasarkan harapan tentang
peristiwa masa depan. Manajer harus mengevaluasi kegiatan masa lalu dan
keputusan. Berguna dan sebagai alat dalam evaluasi ini adalah perbandingan data
akuntansi untuk suatu periode tertentu dengan harapan ditentukan untuk periode
tersebut. Jika perbandingan ini menunjukkan bahwa harapan itu tidak akurat,
kejadian terkini atau harapan harus diubah. Contoh, jika data akuntansi
mengungkapkan bahwa total biaya bahan baku lebih tinggi dari dianggarkan,
karenanya perusahaan perlu untuk mengubah harapan masa depan harga bahan baku
dan keputusan pada nilai anggaran bagaimana untuk total biaya bahan baku di
masa mendatang. Untuk informasi akuntansi berguna dalam pengambilan keputusan,
harus mengukur peristiwa-peristiwa aktual suatu periode seakurat mungkin.
Jika
informasi yang mencakup kejadian periode sebelumnya dicampur dengan kejadian
terkini atau jika menghilangkan beberapa kejadian terkini, proses evaluasi
menjadi bingung dan kegunaan evaluasi akan berkurang.
Edward
dan Bell mempertimbangkan pergerakan harga dalam suatu periode tertentu adalah
peristiwa-peristiwa yang penting bagi manajemen. Meskipun Edward dan Bell
menekankan kebutuhan informasi manajemen, mereka berpendapat bahwa banyak data
juga relevan untuk orang luar. Seperti pemegang saham dan kreditur. Pemegang
Saham dan kreditur juga tertarik dalam mengevaluasi kinerja manajer, dan dengan
demikian juga perusahaan.
Berdasarkan teori
ini, informasi akuntansi memberikan dua tujuan:
•Evaluasi oleh
manajer terhadap keputusan masa lalu mereka dan untuk membuat keputusan terbaik
untuk masa depan.
•Evaluasi manajer
oleh pemegang saham, kreditur dan lain-lain.
Evaluasi oleh kedua
orang dalam dan luar menyediakan sarana untuk keberhasilan fungsi ekonomi
karena, secara teoritis, maka sumber daya akan dialokasikan lebih efisien.
Konsep Laba Usaha dan Keuangan Modal
Berkenaan dengan
laba, manajemen sering menghadapi dua keputusan:
- Holding decisions
tentang apakah akan 'ditahan' aset dan kewajiban atau untuk membuangnya
(misalnya melalui penjualan aset atau pembayaran utang)
- Operating
decisions tentang bagaimana menggunakan dan membiayai operasi entitas.
Untuk
mengevaluasi baik holding dan operating keputusan manajer, Edwards dan Bell
menawarkan konsep laba yang mereka sebut 'laba bisnis' yang terdiri dari:
(1) laba operasi
saat ini dan
(2) penghematan
biaya realisasi.
Laba
operasi lancar merupakan selisih lebih dari nilai saat ini dari output terjual
dengan biaya beli saat ini. Penghematan biaya realisasi adalah peningkatan
biaya saat ini aset yang dimiliki oleh perusahaan pada periode berjalan.
Mencakup baik perubahan Realisasi biaya yang belum direalisasi. Laba usaha itu
dihitung secara riil, yaitu yang 'fiksi' elemen karena perubahan tingkat harga
umum dihilangkan. Istilah untuk penghematan biaya realisasi adalah “holding
gains/losses”, yang dapat maupun yang belum direalisasi. Karena biaya
penggunaan sumber daya yang cocok dengan harga beli saat ini, semua aset dan
kewajiban juga diukur pada harga beli saat ini dan muncul dalam laporan posisi
keuangan sebesar nilai kontemporer.
Modal
adalah konsep kepemilikan keuangan real yang berarti laba yang ditentukan
setelah nilai pembelian/ pembukaan (modal) pada tingkat harga umum, laba adalah
peningkatan laba usaha dan holding gains and losses setelah disesuaikan untuk
setiap kenaikan atau tingkat penurunan
harga secara umum.
Holding Gains and Losses
Asumsi
mendasar sebuah laba bisnis adalah bahwa penggabungan holding gains/losses dan
operating gains/losses membingungkan evaluasi keputusan manajemen dan menghalangi alokasi sumber daya dalam
perekonomian. Konsep laba usaha memungkinkan pemisahan komponen ini. Holding
komposisi aktiva dan kewajiban tertentu adalah salah satu cara manajemen
berusaha untuk meningkatkan posisi pasar perusahaan. Dalam historical cost,
gains dicatat hanya pada saat aktiva tersebut dilepaskan. Oleh karena itu,
menentukan apakah kegiatan pengelolaan akan berhasil atau tidak hampir tidak
mungkin, kecuali untuk aktiva yang dibeli dan dijual pada periode yang sama.
Serta berdasarkan akuntansi biaya historis, ketika perusahaan membandingkan,
kita mungkin akan disesatkan untuk perusahaan yang lebih efisien.
Pembenaran
lain mungkin untuk penyertaan holding gains sebagai keuntungan adalah untuk
mengatakan bahwa apresiasi nilai adalah sebuah fenomena ekonomi aktual yang
dapat direalisasikan jika perusahaan itu menjual aset tersebut. Namun, beberapa
akuntan berpendapat bahwa pembelian aset perusahaan yang paling untuk digunakan
dalam operasi perusahaan, tanpa perubahan harga. Oleh karena itu, kemungkinan
likuidasi aset adalah realistis. Selain itu, alasannya adalah tidak pantas
untuk konsep biaya saat ini karena penekanannya pada nilai likuidasi atau harga
keluar, sedangkan saat ini biaya pengukuran akuntansi aset pada entri (biaya)
nilai.
Revsine
berpendapat bahwa komponen laba likuidasi berorientasi pada konsistensi dengan
informasi kebutuhan investor. Investor khawatir dengan arus kas masa depan
perusahaan, terutama dalam hal dividen kepada diri mereka sendiri dan hasil
dari penjualan saham mereka. Dalam jangka panjang, keuntungan dan dividen
berkaitan langsung dengan menggunakan aktiva operasi, tidak melikuidasi mereka.
Argumen
Revsine menyiratkan bahwa arus keuntungan biaya adalah indikator utama arus kas
masa depan, pembenaran teoritis hubungan ini adalah hubungan antara laba biaya
saat ini dan keuntungan ekonomi. Laba ekonomi didefinisikan sebagai selisih
antara nilai (diskon) kini dari arus kas bersih yang diharapkan dari suatu
perusahaan, tidak termasuk investasi tambahan dan distribusi kepada pemilik.
Laba ekonomi dapat
dibagi dalam dua bagian : arus kas didistribusikan atau laba yang diharapkan
dan laba yang tak terduga. Komponen ini didefinisikan sebagai:
Laba yang
diharapkan = tingkat pengembalian pasar (market rate of return) dikali nilai
awal aktiva bersih (beginning value of net asset)
Laba tak terduga =
kenaikan sporadis atau penurunan nilai kini aktiva bersih karena perubahan
ekspektasi tentang tingkat arus kas masa depan.
Laba
yang diharapkan mengukur arus kas perusahaan mampu menghasilkan tak terbatas,
sedangkan laba tak terduga mengukur perubahan arus kas karena faktor lingkungan
yang tidak diprediksi pada awal periode. Dalam ekonomi persaingan sempurna,
keuntungan biaya saat ini identik dengan keuntungan ekonomi. Laba usaha lancar
pada saat ini, sama dengan biaya dengan komponen arus kas didistribusikan atau
keuntungan yang diharapkan. Holding gains secara langsung berhubungan dengan
laba tak terduga. Termasuk keuntungan sebagai komponen laba mencerminkan
pandangan modal keuangan. Setiap jumlah pada akhir periode yang melebihi jumlah
yang diinvestasikan pada awal periode, tidak termasuk investasi tambahan dan
distribusi kepada pemilik, adalah keuntungan. Oleh karena itu, laba adalah
bagian dari keuntungan. Hasil investasi adalah sejumlah uang yang melebihi
nilai investasi (disesuaikan dengan inflasi).
Financial Capital vs Physical Capital
Berdasarkan
sistem nilai pasar perhitungan laba bergantung pada ukuran modal. Artinya, laba
lebih tepat didefinisikan sebagai perubahan modal selama periode pelaporan dan
bukan sebagai alokasi biaya perolehan yang ditentukan oleh banyak konvensi
akuntansi. Dalam akuntansi current cost ada dua pandangan dasar dan bersaing
tentang apa yang merupakan modal awal dan akhir konsep keuangan dan konsep
fisik.
Dari
sudut pandang praktis, yang utama antara konsep modal keuangan dan konsep modal
fisik adalah apakah atau tidak holding gains(or losses) dimasukkan dalam
laporan laba.Secara kuantitatif, perbedaan antara dua sudut pandang adalah
bahwa holding gains termasuk dalam keuntungan pada modal keuangan dan
dikeluarkan dari modal fisik.
Dalam Dukungan Modal Fisik
Para
pendukung modal fisik berpendapat modal yang merupakan unit fisik yang
menunjukkan kemampuan operasi perusahaan. Dalam hal ini, contohnya: perusahaan
memiliki 100 unit di awal, jika modal harus dipertahankan, maka harus menjadi
posisi untuk membeli 100 unit pada periode. Karena harga naik $ 2 per unit,
perusahaan memerlukan dana sebesar $ 200 lebih pada periode untuk mempertahankan kemampuan awal
operasinya. Jadi, $ 200 bukan holding gains, tetapi penyesuaian pemeliharaan
modal.
SebagaImana
dicatat sebelumnya, dimasukkannya holding gains sebagai keuntungan terutama
didasarkan pada dua argumen :
• Mereka adalah
penghematan biaya
• Mereka merupakan
peningkatan arus kas masa depan atas aset yang bersangkutan.
Samuelson
berpendapat bahwa perubahan-perubahan dalam biaya saat ini harus menjadi
penyesuaian pemeliharaan modal. Mengenai penghematan biaya, ia menunjukkan
bahwa pemisahan antara induk kegiatan dan aktivitas operasi tidak begitu jelas.
Samuelson lebih lanjut menyatakan bahwa penghematan biaya merupakan peluang
keuntungan yang dihasilkan dari mengambil salah satu tindakan. Setelah aset
tersebut diperoleh, biaya adalah 'sunk cost' yang tidak dapat dihindari oleh
setiap tindakan di masa depan. Satu-satunya alternatif adalah menjual aset atau
terus menggunakannya.
Mengenai
argumen dari korespondensi yang ada antara perubahan dalam biaya saat ini dan
nilai (diskon) kini aset, asumsi bahwa perubahan dalam biaya saat ini
berkorelasi positif dengan perubahan nilai realisasi bersih dari aset. Untuk
aset tidak lancar, arus kas individu tidak dapat diidentifikasi. Hal ini
diperlukan, untuk melihat korelasi antara biaya saat aktiva tersebut dan nilai
kini dari seluruh perusahaan, karena arus kas dikaitkan dengan aktiva tidak
lancar yang diwakili oleh arus kas yang diperoleh dari penjualan output
perusahaan. Samuelson berpendapat bahwa perubahan dalam biaya sekarang dari
aktiva tidak lancar yang juga digunakan oleh industri lain, tidak perlu
menyiratkan perubahan pada nilai sekarang dari arus kas dari penjualan produk
untuk perusahaan-perusahaan tertentu, misalnya, industri yang mungkin mengalami
permintaan yang lebih besar untuk produk sehingga memperoleh lebih dari aktiva
tidak lancar x, sehingga menaikkan harga sebesar x, peningkatan biaya sebesar x
tidak berarti penjualan masa depan lebih besar untuk sebuah perusahaan yang di
industri b dan juga menggunakan x. Karena kesulitan ini, Samuelson percaya
bahwa holding gains tidak boleh dimasukkan dalam laporan laba. Ia mendukung
posisi modal fisik.
Fitur Utama dari Sistem Kapasitas Fisik
Kapasitas Pemeliharaan
Sistem
current cost ini didasarkan pada konsep entitas utuh mempertahankan kemampuan
perusahaan untuk terus memberikan jumlah yang sama barang dan jasa pada
kemampuan operasinya.
Jika
tidak ada perubahan teknologi, pemeliharaan modal membutuhkan bahwa stok fisik
awal aktiva bersih dipertahankan. Hal ini dicapai dengan pencocokan penggunaan
sumber daya dengan menggunakan harga beli saat ini dan memastikan nilai
pembelian item moneter umum dipertahankan, menggunakan konsep ini, dana yang
cukup dipertahankan dalam perusahaan untuk membiayai semua penggantian
pemulihan aset dari beban. Informasi ini juga dapat digunakan untuk menghitung
harga yang harus dibayarkan untuk mendapatkan masukan dan untuk menghitung
harga minimum di mana perusahaan itu saat menjual output dengan asumsi
kontinuitas dan tidak likuidasi.
Sistem
ini didasarkan pada konsep ekonomi analisis marjinal di pasar faktor. Kekuatan
pasar, seperti perubahan permintaan dan penawaran, dan operasi untuk
mempengaruhi harga di pasar faktor. Hasilnya adalah bahwa upah dan input
variabel lain untuk produksi, serta harga pembelian aktiva tetap, terus
berubah. Hal ini berpendapat bahwa perusahaan harus menyesuaikan operasi untuk
mengambil keuntungan dari perubahan ini terus-menerus di pasar faktor dalam
rangka untuk tetap kompetitif dan efisien. Logika ekonomi menunjukkan bahwa
efisiensi operasi optimal terjadi dimana pada volume tertentu output diproduksi
pada biaya peluang pasar total minimum dari input faktor. Sebagai contoh, jika
biaya variabel, (seperti upah) meningkat, maka metode modal yang lebih intensif
produksi akan dibutuhkan untuk mengurangi input tenaga kerja dan meminimumkan
biaya. Menggunakan biaya tetap sebagai contoh lagi, jika harga pasar tanah
perusahaan dan bangunan meningkat, mereka harus digunakan lebih intens dalam
proses produksi, disewakan, atau dijual suatu operasi dipindahkan ke lokasi
yang lebih murah. Harga beli sekarang atau entri harga ukuran relevan biaya
peluang di pasar faktor dan harus digunakan sistem ini.
EXIT PRICE ACCOUNTING
Pendapatan dan modal
Exit
price accounting merupakan sistem akuntansi yang menggunakan harga jual pasar
untuk mengukur posisi keuangan perusahaan dan kinerja keuangan.
Memiliki dua hal
utama dari biaya historis konvensional:
- Nilai aktiva
non-moneter disesuaikan untuk mengukur perubahan harga jual pasar khusus untuk
aktiva dan mereka dimasukkan dalam pendapatan sebagai keuntungan yang belum
direalisasi.
- Perubahan daya
beli umum uang dipertimbangkan ketika mengukur modal keuangan dan hasil usaha.
Aset di neraca
disajikan kembali sebesar nilai keluar (harga jual) sehingga mereka mewakili
'nilai pasar wajar' kepada perusahaan dalam likuidasi, yaitu tidak dalam
situasi 'fire-sale'.
Laporan
laba rugi merupakan laba (rugi) usaha serta keuntungan disesuaikan dengan
inflasi dari aset induk. Oleh karena itu, laba diukur dengan konsep
'komprehensif' yang mengukur perubahan nyata total nilai semua elemen yang
diakui dari ekuitas, dan mewakili akuntansi surplus bersih .Akuntansi surplus
bersih adalah ketika laporan laba rugi menghubungkan keseimbangan neraca
penutupan, dan tidak ada penyesuaian yang dibuat langsung ke cadangan.
Tujuan akuntansi
Pengambilan
Keputusan Adaptif
Ketika
perusahaan membeli aktiva tidak lancar, ia akan berubah kemampuannya untuk
beradaptasi. Jika aset tersebut dibeli untuk kas, penurunan saldo kas
perusahaan berkurang kebebasannya untuk lay out kas untuk investasi lainnya.
Jika aset tersebut dibeli secara kredit, hal ini mengurangi kemampuan
perusahaan untuk memperoleh kredit lebih lanjut. Tetapi konsep perilaku adaptif
melihat perusahaan selalu siap untuk tindakan membuang aset merupakan yang
terbaik.
Maka,
perusahaan akan menjaga aktiva tidak lancar hanya apabila nilai sekarang dari
arus kas masa depan bersih dari penggunaan aktiva lebih besar dari nilai
sekarang dari arus kas yang diharapkan bersih dari investasi alternatif keluar
nilai aset tersebut.
Pada
setiap waktu, oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan apakah
kesempatan alternatif untuk keuntungan yang lebih besar ada untuk aset
non-lancar jika mereka dijual dan hasil investasi. Ini adalah konsep biaya
peluang, yang menggunakan harga jual dan bukan harga penggantian aset, sebagai
basis pengukuran.
Tapi
konsep perilaku adaptif melihat perusahaan sebagai selalu siap untuk membuang
aset jika tindakan ini adalah kepentingan yang terbaik.
Chamber
mengakui bahwa setiap aset, pada prinsipnya, sebuah nilai tukar (harga keluar)
dan nilai pakai. Nilai pakai (nilai sekarang) pada dasarnya adalah sejumlah
nilai yang dihitung dari harapan sekarang dan chambers berpendapat bahwa itu
merupakan keyakinan tentang masa depan, bukan fakta sekarang.
Argumen untuk exit price accounting
Menyediakan
informasi yang berguna
Perusahaan bisnis
terutama dimiliki langsung oleh orang atau mitra kelompok kecil. Akuntan yang
menyiapkan laporan keuangan memiliki kewajiban untuk : pemilik, yang mengelola
bisnis dan tahu semua rinciannya, dan kreditur, yang tertarik terutama dalam
kemampuan pemiliknya untuk membayar rekening atau pinjaman saat jatuh tempo.
Solusi ideal
dipandang untuk akuntan untuk melaporkan semua keuntungan dan kerugian seperti
nilai seperti yang ditentukan dalam pasar yang kompetitif. Namun, tidak semua
aset memiliki nilai pasar.
Oleh karena itu
MacNeal menyarankan bahwa harus bisa diterapkan ke nilai:
- efek aset pada
harga pasar (exit price)
- aktiva yang dapat
diandalkan dengan biaya pengganti.
- kadang-kadang
non-marketable, non-reproducible aset pada biaya historis.
Keuntungan
harus mencakup semua keuntungan maupun yang belum direalisasi dan kerugian
sesuai dengan prinsip surplus bersih.
Relevan dan informasi yang dapat dipercaya.
Untuk
menjadi relevan, informasi harus berguna dalam model keputusan pengguna laporan
akuntansi. Model keputusan, pada gilirannya, memungkinkan pengguna untuk
menentukan tindakan untuk mengambil dari beberapa alternatif. Jika tidak ada
kendala, informasi dapat dikumpulkan yang relevan untuk setiap user untuk atau
masalahnya diberikan dan model keputusan. Namun, kendala ada karena informasi
sumber daya produksi langka dan mahal. Masalahnya adalah untuk memilih model
keputusan yang sesuai dengan menilai kemampuan model untuk memprediksi
konsekuensi dari program alternatif yang tersedia saat tindakan.
Additivity
Cahmbers
mempertimbangkan masalah aditif menjadi faktor kunci dalam mendukung akuntansi
CCE. Produk utama dari sistem akuntansi laporan akuntansi - neraca dan laporan
laba rugi. Jika kita memberikan nilai yang berbeda dengan karakteristik yang
relatif kecil dari fakta dan menggunakan skala pengukuran relatif kecil, maka
tidak ada arti tertentu atau komersial dapat dideduksi dari agregat - mereka
tidak dapat secara logis ditambahkan bersama-sama. Sebagai contoh, kita tidak
bisa nilai kewajiban sebesar harga perolehan (surat hutang), beberapa aset
sebesar biaya penggantian (persediaan), yang lain sebesar nilai kini (sewa
aset) dan yang lain di setara kas (debitur) dan memperoleh neraca yang sesuai.
Juga tidak bisa kita gunakan untuk mencampuradukan biaya historis pada tanggal
yang berbeda dan makna berbeda pada perhitungan aktiva bersih.
Maka,
penilaian dari semua elemen dalam neraca dan laporan laba rugi pada setara uang
mereka (nilai keluar), menyediakan satu aturan yang dapat diterapkan secara
konsisten terhadap perusahaan manapun. Sistem ini berkonsentrasi pada
pengukuran kemampuan keuangan penting - uang dan setara uang. Itu membuat tidak
menggunakan karakteristik fisik atau aset lainnya.
Alokasi
Thomas
mengeluhkan kenyataan bahwa sistem akuntansi biaya (historis dan arus) sangat
bergantung pada alokasi exit price adalah bahwa laporan keuangan bebas alokasi.
Laporan laba-rugi tidak dapat melaporkan perubahan dalam jumlah yang
dialokasikan, tapi melaporkan arus masuk aktiva dan perubahan nilai-nilai
keluar dari aset perusahaan dan kewajiban dalam suatu periode tertentu. Laba
menampilkan jumlah perubahan daya beli riil dari aktiva bersih, tidak termasuk
investasi tambahan oleh dan distribusi kepada pemilik.
Kenyataan
Exit
price melibatkan referensi untuk contoh-contoh yang nyata karena, berpendapat
bahwa mengacu pada saat ini, harga pasar sebenarnya. Penyusutan tidak
didefinisikan dengan cara konvensional, namun dalam arti ekonomi penurunan
harga pasar. Penyusutan tidak mungkin terjadi dalam beberapa tahun jika harga
naik atau tetap konstan. Jika tidak ada nilai realisasi dapat dikaitkan dengan
item, maka item tersebut akan memiliki saldo nol. Selain itu, dipertukarkan
adalah bagian dari definisi suatu aset sehingga goodwill tidak dapat dijual
secara terpisah, tidak termasuk dari pertimbangan. Dengan dua kendala -
dipertukarkan dan adanya harga jual - semua item pada laporan keuangan dapat
dikuatkan dengan bukti nyata-dunia.
Obyektifitas
Hal
ini sering dikatakan bahwa harga pasar saat ini tidak objektif. Namun, beberapa
studi penelitian menunjukkan bahwa harga pasar relatif lebih objektif daripada
kebanyakan orang percaya. Parker melakukan studi penelitian tentang
perbandingan relatif dan objektivitas untuk exit price dan jumlah biaya
historis tercatat. Objektivitas didefinisikan sebagai konsensus di antara
penilai. Komparatif didefinisikan sebagai sebuah konsensus dalam pengukuran.
Menggunakan 148 perusahaan bisnis, Parker menunjukkan bahwa untuk mengukur
objektivitas dan komparatif, exit price mengungkapkan dispersi kurang dari
jumlah tercatat. Penyebab utama dari kurangnya objektivitas nilai tercatat
adalah dispersi estimasi akuntansi di masa manfaat dan nilai sisa. McKeown juga
menerapkan model ruang untuk sebuah perusahaan berukuran sedang jalan
kontraksi, dan menyimpulkan dengan analisa statistik bahwa metode yang
digunakan untuk menentukan exit price adalah objektivitas lebih (diverifikasi) daripada
metode berdasarkan Financial Accounting Standard. Dalam studi lain, McKoewn
dibandingkan empat model yang diusulkan dengan metode GAAP untuk objektivitas
mereka (verifiability) dan menyimpulkan bahwa model CCE adalah yang paling
objektivitas.
Ukuran risiko
Exit
price dan perubahan exit price juga bisa menjadi indikasi risiko keuangan
pembelian aset. Misalnya, jika sebuah perusahaan pembelian aset dengan nilai
keluar yang berbeda secara signifikan dari harga entri, maka aset tersebut
adalah proposisi berisiko. Informasi keuangan menunjukkan bahwa pembelian aset
tersebut harus merupakan proposisi jangka panjang dimana nilai ekonomi yang
ditemukan oleh nilai pakai, Sebaliknya, jika exit price meningkat secara
drastis, biaya peluang meningkat kembali dan harus dioperasikan dengan lebih
efisien.
Untuk
memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi posisi risiko dan
kinerja dalam mengelola risiko keuangan yang signifikan dengan rancangan
standar akan membutuhkan:
1. deskripsi dari
setiap risiko keuangan yang signifikan dan tujuan perusahaan serta kebijakan
untuk mengelola risiko tersebut.
2. informasi
tentang dampak risiko tersebut terhadap laporan posisi keuangan (neraca) dan
laporan kinerja keuangan.
3. Informasi
mengenai metode dan asumsi utama yang digunakan untuk memperkirakan nilai wajar
instrumen keuangan.
Argumen yang bertentangan dengan exit price.
Konsep laba
Mengingat
bahwa keuntungan adalah ukuran efektivitas kinerja aktual perusahaan dalam
menggunakan sumber daya yang dipercayakan, Bell menyatakan:
Aktiva
tertentu telah dibeli dengan rencana operasi yang direncanakan. Rencana itu,
operasi-operasi, memang orang-orang yang telah mengembangkan rencana harus
dievaluasi alternatif-altenatif tentang masa depan yang dianggap, dan tugas
akuntan untuk memberikan data untuk mengevaluasi.
Setelah
evaluasi ini dibuat, perusahaan dapat memutuskan apakah akan terus menggunakan
aset yang diperoleh untuk tujuan tersebut atau untuk menjualnya dan menggunakan
hasil itu dalam beberapa alternatif lain. Konsep bermakna laba, oleh karena itu
pengukuran kinerja dalam hal yang seharusnya. Hanya setelah rencana yang
diharapkan dalam hal hasil yang dibuat dapat kita melanjutkan ke tahap
berikutnya untuk menentukan apakah rencana itu harus diubah dan aktiva yang dijual.
Di sisi lain, keluar pengukuran harga memerlukan konsep keuntungan di mana
rencana selalu untuk memaksimalkan setara kas aktiva bersih selama periode
pendek periode yang berurutan. Bell berpendapat bahwa untuk perusahaan lain
dari satu yang berkaitan dalam operasi perdagangan paling sederhana, seperti
yang diteliti oleh Strelling, 'seperti pandangan dari perusahaan, tujuan dan
modus yang berpikir, hanya akan tampaknya tidak berlaku. Argumen yang
bertentangan dengan exit price yang harus mengukur peristiwa masa lalu, yang
benar-benar terjadi, daripada yang mungkin terjadi jika perusahaan melakukan
sesuatu yang lain dari apa yang direncanakan.
Additivity
Pendukung
exit price mengklaim bahwa pengukuran akuntansi, jika mereka harus objektif,
harus didasarkan hanya pada nilai masa lalu dan kini. Perhitungan antisipasi
tidak dapat ditambahkan bersama-sama dengan angka saat ini. Pengkritik
menunjukkan, bagaimanapun, arus kas yang setara aset ditentukan berdasarkan
asumsi likuidasi bertahap dan teratur. Jika itu terjadi, peristiwa masa depan
harus diasumsikan ketika setara kas saat ini tercatat pada tanggal neraca.
Nilai realisasi untuk sebuah aset yang harus dijual segera di dalam likuidasi
mungkin memaksa sangat menyimpang dari likuidasi, bertahap teratur. Jika, pada
kenyataannya, antisipasi tidak dapat dihindari dalam setara kas memastikan saat
ini, maka model exit price sendiri melanggar prinsip eksklusi perhitungan
antisipatif.
Penilaian kewajiban
Chambers
berpendapat bahwa hutang obligasi secara efektif berbentuk modal dan harus
dinyatakan sebesar nilai nominal, bukan di nilai pasar. Ini telah membuat
inkonsistensi, karena obligasi sebagai aktiva harus dinyatakan sebesar nilai
pasar. Dalam pertahanan, Chambers menyatakan bahwa pada waktu tertentu, terlepas
dari harga di pasar, perusahaan yang berutang kepada pemegang obligasi hanya
sebesar jumlah kontrak obligasi, karena itu adalah jumlah kontrak yang relevan
dalam menilai posisi keuangan saat ini. Dalam kebanyakan kasus, ini setara
dengan nilai nominal. Tapi kritikus tidak yakin karena, menurut definisi,
posisi keuangan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk terlibat dalam
transaksi. Hal ini secara logis menyiratkan kemampuan perusahaan untuk pasar
untuk membeli obligasi sendiri dengan harga pasar.
Current Cost or Exit price
Satu
pertanyaan sangat penting dalam memutuskan apakah akan menggunakan current cost
atau exit price. Di tahap mana dari siklus operasi, exit price mendominasi
penilaian aset?
Teori
current cost berpendapat bahwa harga entri adalah ' metode penilaian normal'
dibandingakan exit price karena alasan berikut:
- Menggunakan harga
keluar (exit price) mengarah ke revaluasi anomali atas perolehan karena segera
setelah nilai pembelian biasanya harga jatuh sehingga kurang dari harga
perolehan.
- Menggunakan harga
keluar(exit price) menyiratkan pendekatan jangka pendek untuk operasi bisnis
karena salah satu tertarik pada nilai-nilai disposisi dan likuidasi.
- Menggunakan harga
keluar (exit price) untuk persediaan barang jadi mengarah pada antisipasi
terhadap laba operasi sebelum titik skala karena persediaan dinilai lebih dari
biaya saat ini.
Value in Use Vs Value in Exchange
Staubus menunjukkan
bahwa sejumlah faktor yang umum untuk setiap viewpoint :
- pengamatan harga
pasar lebih relevan untuk pengambilan keputusan keuangan.
- keandalan yang
dibutuhkan oleh sistem pengukuran, yaitu penilaian tidak bergantung pada
alokasi subjektif.
- aditif
(pengukuran) dari fenomena ekonomi adalah dibuat dalam satuan yang sama,
disesuaikan dengan pergerakan inflasi dan harga.
Ini
dapat digambarkan oleh beberapa keputusan aturan sederhana yang menggunakan
kembali akuntansi (EXA dan CCA) dalam hubungannya dengan kebutuhan net present
value (NPV):
Jika CCA> EXA,
dan CCA> NPV, maka aset memiliki nilai di saat ini digunakan -
mempertahankan operasi saat ini.
Jika EXA> CCA,
dan CCA> NPV, lalu melikuidasi aset saat ini yang digunakan – dan
terus-menerus aset tersebut beradaptasi untuk alternatif investasi lainnya.
Jika EXA>CCA,
dan CCA < NPV ,maka melikuidasi dan menghentikan semua operasi.
Perspektif global dan International Financial Reporting
Standards
Current
Cost Accounting ini telah, atau direkomendasikan untuk digunakan, pada tahap
tertentu yaitu selama tahun 1970-an dan 1980-an di Amerika Serikat, United
Kingdom dan Australia dan kemudian ditinggalkan. Kebanyakan sistem didasarkan
pada modal fisik dan tidak mengakui holding gains sebagai pendapatan.
Pemeriksaan IFRS menunjukkan bahwa historical cost accounting umum dipakai dan
masih berlaku umum dari beberapa jenis nilai standar akuntansi yang berlaku.
Namun, metode pengukuran tidak secara fundamental didorong oleh prinsip-prinsip
yang nyata dan terakhir IASB standar akuntansi telah mengambil pendekatan
sedikit demi sedikit untuk penilaian. Pengukuran yang berbeda digunakan untuk
nilai aktiva dan kewajiban menurut situasi yang spesifik. Pengatur standar
telah dikompromikan dalam masalah ini dengan mendukung definisi yang tidak
jelas dari "nilai wajar" daripada merekomendasikan satu metode
akuntansi mencakup semua pengukuran. Ini tercermin dalam konsep pengukuran yang
berbeda yang digunakan dalam standar dan beberapa berpendapat bahwa hal itu
mencerminkan pengukuran dari konsep teoritis pemeliharaan modal. Menurut Horton
dan Macve, IASB bergerak menuju pendekatan nilai keluar (exit price) dan pada
tahun 2004, mengusulkan sistem yang didasarkan pada akuntansi nilai wajar di
mana semua kenaikan nilai wajar akan dianggap menjadi bagian dari laporan laba
rugi. Namun, pada tahap saat ini, pendekatan IASB dapat dilukiskan sebagai
pendekatan penilaian dicampur dengan fair value accounting kadang-kadang
didefinisikan sebagai current market entry cost prices tetapi juga sebagai
nilai historis, harga jual dan discounted cash flow masa depan.
Issues For Auditors
Auditor
harus memperoleh bukti yang cukup dan sesuai pada penyajian secara wajar dan
kepatuhan terhadap laporan keuangan. Berbagai risiko audit muncul dengan model
pengukuran campuran. Beberapa risiko ini ditangani oleh auditor dengan
mendapatkan penilaian ahli independen dan lainnya dengan menguji asumsi dasar
untuk manajemen dan input data ke model penilaian. Risiko dari salah saji yang
lebih tinggi dalam kondisi tertentu, seperti dalam keterlibatan pihak terkait.
Accounting Theory Construction
KONSTRUKSI TEORI
AKUNTANSI
Suatu disiplin
ilmu dapat dipandang sebagai pengetahuan ilmiah apabila disiplin tersebut
memiliki status keilmuan yang jelas. Hal ini dikarenakan status keilmuan yang
jelas akan memperkokoh keberadaaan atau eksistensi ilmu itu sendiri, manakala
disiplin tersebut mendapat pengujian secara ilmiah. Status keilmuan suatu
disiplin, menunjukkan kesiapan disiplin ilmu tersebut untuk diuji secara
empiris. Teori akuntansi berisi keseluruhan analisis dan komponennya yang
menjadi sumber acuan untuk menjelaskan dan memprediksi gejala atau peristiwa
dalam akuntansi. Seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang saling
berkaitan secara sistematis yang diajukan untuk menjelaskan dan memprediksi
fenomena atau fakta. Seperangkat hipotesis tersebut merupakan hasil penelitian
dengan menggunakan metode ilmiah tertentu. Dengan demikian, status teori
akuntansi akan menjadi ilmiah setara dengan pengertian teori dalam astronomi,
ekonomika, fisika , biologi dan sebagainya.
Akuntansi dapat
dipandang sebagai praktek dan teori, hal ini pada akhirnya dapat bermanfaat
pada berbagai bidang karena laporan keuangan digunakan sebagai dasar dalm
pengambil keputusan. Akuntansi yang dipraktikkan dalam suatu wilayah negara
merupakan suatu hasil rancangan dan pengembangan untuk mencapai suatu tujuan
sosial tertentu. Praktik akuntansi tersebut tentu dipengaruhi oleh berbagai
faktor lingkungan, seperti faktor social, ekonomi, politis, dsb. dan hal itu
menyebabkan praktik akuntansi dalam suatu wilayah negara tertentu bisa tidak
sama dengan praktik akuntansi di negara lainnya.Untuk melaksanakan suatu
praktek yang baik, tidak cukup hanya mempelajari akuntansi secara praktik.
Karena dibalik praktik akuntansi terdapat berbagai gagasan, asumsi dasar,
konsep, penjelasan, dsb, yang semuanya terangkum dalam teori akuntansi.
Teori akuntansi
sendiri merupakan suatu pengetahuan yang menjelaskan mengapa praktik akuntansi
berjalan seperti yang ada sekarang, dalam artian perbedaan praktek akuntansi
antar Negara (keanekaragaman akuntansi). Pada awal prakteknya bahkan sampai
beberapa tahun kemudian tidak ada teori akuntansi. Oleh karena itu, selama
tidak adanya struktur teori akuntansi formal maka yang terjadi adalah banyaknya
alternatif metode pencatatan yang berlaku dalam praktiknya, semua diizinkan
sehingga menimbulkan kebingungan masyarakat.
Teori merupakan
kristalisasi dari fenomena empiris yang terjadi yang digambarkan dalam bentuk
dalil – dalil dan disajikan dalam bentuk kalimat – kalimat pendek yang berlaku
secara umum. Teori akuntansi dapat bermanfaat apabila rumusan teori itu dapat
dijadikan sebagai alat untuk meramalkan apa yang mungkin terjadi di masa yang
akan datang. Teori Akuntansi dapat memberikan penjelasan mengenai praktik
akuntansi, menjawab dan menjelaskan semua fenomena yang melatarbelakangi
penerapan suatu metode dalam praktik akuntansi.
Teori dapat
didefinisikan sebagai hasil pemikiran yang didasarkan atas metode ilmiah atau
logika. Teori terdiri dari dua bagian. Pertama, Asumsi – asumsi klasik termasuk
definisi variabel – variabelnya dan logika yang menghubungkan antara variabel
tersebut. Kedua, himpunan hipotesis – hipotesis yang penting. Sedangkan
hipotesis merupakan anggapan awal dari fenomena atau masalah yang akan di
analisis. Tujuan dari Teori Akuntansi adalah menjelaskan dan meramalkan praktik
akuntansi.
Teori Akuntansi
adalah konsep, definisi, serta dalil yang menyajikan secara sistematis gambaran
fenomena akuntansi yang menjelaskan hubungan antarvariabel dengan variabel
lainnya dalam struktur akuntansi dengan maksud dapat menjelaskan dan meramalkan
fenomena yang akan muncul. Hendriksen menilai teori akuntansi sebagai satu
susunan prinsip umum yang memberikan kerangka acuan yang umum dari mana praktik
akuntansi dinilai. Teori akuntansi yang dirumuskan tidak akan mampu mengikuti
perkembangan ekonomi, sosial teknologi dan ilmu pengetahuan yang demikian
cepat. Chamberr (1994) dan Golberg (1984) berpendapat bahwa akuntansi
dikembangkan dari model spesifik bukannya dikembangkan secara sitematik dari
teori yang terstruktur. Oleh karena itu preskripsi akuntansi dikembangkan untuk
memecahkan masalah – masalah khusus. Secara umum, fungsi utama dari Teori
Akuntansi adalah untuk memberikan kerangka pengembangan ide – ide baru dan
membantu proses pemilihan akuntansi.
Menurut belkoi,
tidak ada teori akuntansi yang lengkap pada setiap kurun waktu. Oleh karena itu
teori akuntansi harus juga mencakup semua literatur akuntansi yang memberikan
pendekatan yang berbeda-beda satu sama lain. Teori akuntansi merupakan
instrument yang sangat penting dalam menyusun dan memverifikasi prinsip
akuntansi yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan untuk disajikan kepada
para pemakainya.
Godfrey dkk
(1992) membuat periodisasi akuntansi sebagai berikut :
·
Pre-teory (1942-1800)
·
General scientific period
(1800-1955)
·
Normatife period
(1956-1970)
·
Specific scientific period
( 1970- sekarang)
Dalam literatur dikenal beberapa
pendekatan dalam merumuskan teori akuntansi, pendekatan dalam peranan teori akuntansi
menurut belkoui sebagai berikut :
1. Pendekatan informal
·
Pendekatan informal di bagi
dalam pendekatan non – teoritis. Pendekatan non teoritis berupa pendekatan
pragmatis dan pendekatan otoriter, pendekatan pragmatis terdiri dari penyusunan
teori yang ditandai dengan penyesuaian terhadap praktik sesungguhnya yang
bermanfaat untuk memberi saran solusi praktis, sedangkan pendekatan otoriter
dalam penyusunan teori akuntansi yang umumnya digunakan oleh organisasi profesi
terdiri dari penyajian sejumlah praktik-praktik akuntansi
·
Pendekatan otoriter. Dalam
metode ini yang dirumuskan teori akuntansi adalah organisasi profesi yang
mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang mengatur praktek akuntansi.
·
Pendekatan teoritis.
Pendekatan teoritis meliputi deduktif, induktif, etis, sosiologis, ekonomis dan
elektik.
1.A Teori Pragmatis
Teori pragmatis
menekankan pada pengaruh laporan serta ikhtisar akuntansi terhadap perilaku
atau keputusan. Penekanan dalam perkembangan teori akuntansi adalah penerimaan
orientasi komunikasi dan pengambilan keputusan. Sasarannya pada relevansi
informasi yang dikomunikasikan kepada para pengambil keputusan dan perilaku
berbagai individu atau kelompok sebagai akibat penyajian informasi akuntansi
serta pengaruh laporan dari pihak eksternal terhadap manajemen dan pengaruh
umpan balik terhadap tindakan para akuntan dan auditor. Jadi, teori perilaku
mengukur dan menilai pengaruh-pengaruh ekonomik, psikologis, dan sosiologis
dari prosedur akuntansi alternatif dan media pelaporannyaHal ini sekarang
sesuai untuk mempertimbangkan beberapa teori akuntansi dan
mengklasifikasikannya sesuai dengan diskusi umum kami dari formulasi teori pada
bab 2. Tinjauan ini jauh dari lengkap dan, dengan kebutuhan singkat.Banyak
diskusi yang dikembangkan dan dibahas secara lebih rinci pada bab-bab berikut.
Tujuan utama dari bab ini adalah untuk memberikan beberapa wawasan: bagaimana
teori akuntansi secara historis telah dirumuskan.
1.A.1 Pendekatan Pragamatis
Deskriptif
Pendekatan
pragmatis deskriptif untuk konstruksi teori akuntansi merupakan sebuah
pendekatan induktif— dimana terori tersebut didasarkan pada pengamatan
terus-menerus terhadap perilaku akuntan untuk menyalin prosedur dan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
Pendekatan
deskriptif mungkin adalah metode tertua dan paling universal digunakan
dalam konstruksi teori akuntansi. Sampai
saat ini, pendekatan ini adalah cara yang populer untuk mempelajari akuntansi
keterampilan akuntansi—dimana akuntan dilatih dengan cara magang atau diberi
artikel untuk berlatih akuntan.
Namun, ada
beberapa kritik dari pendekatan ini untuk konstruksi teori akuntansi:
·
pendekatan pragmatis
deskriptif tidak mencakup penilaian analisis dari kualitas tindakan akuntan,
tidak ada penilaian apakah akuntan melaporkan dengan cara mereka seharusnya.
·
Pendekatan ini tidak
menyediakan teknik akuntansi yang ditantang. Misalnya, metode dan teknik
akuntan dan mengajarkan mereka metode dan teknik tersebut kepada para siswa.
·
Pendekatan pragmatis
deskriptif memfokuskan perhatian pada perilaku akuntan, bukan pada pengukuran
atribut perusahaan, seperti aset, kewajiban dan keuntungan.
1.A.2 Pendekatan Pragmatis
Psikologis
Berbeda
dengan pendekatan pragmatis deskriptif, di mana teori tersebut mengamati perilaku
akuntan, pendekatan pragmatis psikologis mengamati tanggapan pengguna output
keuangan. Akuntan akan menghitung transaksi keuangan untuk menunjukkan perbedaan
sintaksis yang berguna untuk membuat laporan keuangan yang kemudian akan dipakai
oleh penggunanya. Reaksi oleh pengguna digunakan sebagai bukti bahwa laporan
keuangan bermanfaat dan berisi informasi yang relevan.
1.B Teori Sintaksis dan
semantik
Salah satu
interpretasi teoritis akuntansi biaya tradisional historis adalah bahwa
sebagianbesar merupakan teori sintaksis. Penafsiran ini dapat digambarkan
sebagai berikut: systemsemantik adalah transaksi dan pertukaran tercatat dalam
voucher, jurnal dan buku besar bisnis.Hasil ini kemudian disimpulkan
berdasarkan lokasi dan asumsi akuntansi biaya historis. Sebagai contoh, kami
mengasumsikan bahwa inflasi tidak akan dicatat dan nilai pasar nilai aktiva dan
kewajiban diabaikan. Kami lalu menggunakan akuntansi double-entry dan
prinsip-prinsip akuntansi biaya historis untuk menghitung laba rugi dan posisi
keuangan. Proposisi individu diverifikasi setiap kali laporan diaudit dengan
memeriksa perhitungan dan manipulasi. Dengan cara ini teori biaya historis
telah dikonfirmasi berkali-kali.
Beberapa teori
akuntansi mengkritik dari pendekatan ini. Mereka berpendapat bahwa teori
tersebut memiliki konten semantik hanya
atas dasar input. Tidak ada operasi empiris independen untuk memverifikasi
output yang dihitung, misalnya, keuntungan atau aset total. Angka-angka ini
tidak diamati, mereka hanya sekedar penjumlahan sederhana saldo rekening, dan
proses audit ini, pada dasarnya, hanya sebuah perhitungan kembali. Proses audit
memverifikasi masukan dengan memeriksa dokumen yang digaris bawahi dan memeriksa
perhitungan matematis tapi tidak memverifikasi output akhir. Hal ini berarti
bahwa bahkan jika laporan akuntansi disusun dengan menggunakan sintaks yang
sempurna, mereka mungkin memiliki sedikit, jika ada, nilai dalam pelaksanaan.
1.C Teori Normative
Disini akuntansi
dianggap sebagai norma peraturan yang harus diikuti tidak peduli apakah berlaku
atau dipraktekkan sekarang atau tidak. Teori normative berusaha untuk
membenarkan tentang apa yang seharusnya dipraktekkan, misalnya pernyataan yang
menyebutkan bahwa laporan keuangan seharusnya didasarkan pada metode pengukuran
aktiva tertentu. Menurut Nelson (1973) dalam literature akuntansi teori
normative sering dinamakan teori apriori (artinya dari sebab ke akibat atau
bersifat deduktif). Alasannya teori normative bukan dihasilkandari penelitian
empiris, tetapi dihasilkan dari kegiatan “semi-research”.
Teori normative
hanya menyebutkan hipotesis tentang bagaimana akuntansi seharusnya dipraktekkan
tanpa menguji hipotesis tersebut. Pada awal perkembangannya, teori akuntansi
normative belum menggunakan pendekatan investigasi, dan cenderung disusun untuk
menghasilkan postulat akuntansi.
Perumusan
akuntansi normative mencapai masa keemasan pada tahun 1950 dan1960an. Selama
periode ini perumus akuntansi lebih tertarik pada rekomendasi kebijakan danapa
yang seharusnya dilakukan, bukan apa yang sekarang dipraktekkan. Pada periode
tersebut, teori normative lebih berkonsentrasi pada:
1.
Penciptaan laba
sesungguhnya (true income)
Teori ini
berkonsentrasi pada penciptaan pengukur tunggal yang unik dan benar untuk
aktiva dan laba. Meskipun demikian, tidak ada kesepakatan terhadap apa yang
dimaksud denganpengukur nilai dan laba yang benar.
2.
Pengambilan keputusan
(decision usefulness)
Pendekatan ini
menganggap bahwa tujuan dasar dari akuntansi adalah untuk membantu proses
pengambilan keputusan dengan cara menyediakan data akuntansi yang relevan atau
bermanfaat.
Pada kebanyakan
kasus, teori ini didasarkan pada konsep ekonomi klasik tentang laba dan kemakmuran
(wealth) atau konsep ekonomi pengambilan keputusan rasional. Biasanya konsep
tersebut didasarkan juga pada penyesuaian rekening karena pengaruh inflasi atau
nilai pasar dari aktiva. Teori ini pada dasarnya merupakan teori pengukuran
akuntansi. Teori tersebut bersifat normative karena didasarkan pada anggapan:
Akuntansi
seharusnya merupakan system pengukuran
·
Laba dan nilai dapat diukur
secara tepat
·
Akuntansi keuangan
bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi
·
Pasar tidak efisien (dalam
pengertian ekonomi)
·
Ada beberapa pengukur laba
yang unik.
Karena teori
normatif dianggap merupakan pendapat pribadi yang subyrktif maka tidak bisa
diterima begitu saja, harus dapat diuji secara empiris agar memiliki dasar
teori yang kuat. Pendukung teori ini biasanya menggambarkan system akuntansi
yang dihasilkan sebagai sesuatu yang ideal, merekomendasikan penggantian system
akuntansi cost histories dan pemakaian teori normatif oleh semua pihak.
1.D Teori Positif
Metode
yang diawali dari suatu teori atau model ilmiah yang sedang berlaku atau
diterima umum. Berdasarkan teori ini, dirumuskan problem penelitian untuk
mengamati perilakuatau fenomena nyata yang tidak ada dalam teori. Kemudian
dikembangkan teori untukmenjelaskan fenomena tadi dan dilakukan penelitian
secara terstruktur dan peraturan yangstandar dengan melakukan perumusan
masalah, penyusunan hipotesis, pengumpulan datadan pengujian statistik ilmiah.
Sehingga diketahui apakah hipotesis yang dirumuskan diterima atau tidak.
1.E Perspective Lainnya
Pada poin ini, penulis
berfokus pada apa yang dapat dilihat sebagai pendekatan yang sangat terstruktur
untuk formulasi teori—pendekatan ilmiah. Penulis mulai dengan teori yang
didasarkan pengetahuan sebelumnya atau diterima secara ‘ilmiah’ konstruksi
teorinya. Langkah selanjutnya adalah dengan menggunakan teori untuk membangun
masalah penelitian ketika kita mengamati dunia nyata perilaku yang tidak setuju
dengan teori, kita memperlakukan anomali itu sebagai masalah penelitian dan
mengungkapkannya sebagai masalah penelitian yang akan dijelaskan. Pada tahap
ini, kami mengembangkan teori untuk menjelaskan perilaku yang diamati dan
menggunakan teori untuk menghasilkan hipotesis diuji yang akan dikuatkan hanya
jika teori berlaku. Kami kemudian mengikuti prosedur yang tepat dan sangat
terstruktur atau ditentukan untuk pengumpulan data dan setelah menundukkan data
(biasanya) dengan teknik matematika atau statistik, kita memvalidasi atau
menolak hipotesis diuji.Pendekatan ini memiliki asumsi yang melekat lebih
lanjut bahwa melihat dunia untuk diteliti sebagai realitas obyektif yang mampu
memeriksa dalam hal skala besar atau statistik rata-rata. Jenis penelitian ini
dilakukan oleh hipotesis tambahan yang kemudian dikumpulkan .Asumsi tersirat
adalah bahwa variabel diteliti memiliki beberapa stabilitas di perusahaan,
industri dan waktu.
Pendekatan ini
untuk penelitian umumnya digambarkan sebagai pendekatan ‘ilmiah’ dan merupakan
pendekatan yang dominan saat ini digunakan oleh para peneliti di bidang
akuntansi, khususnya di Amerika Serikat. Penting untuk dicatat bahwa itu
didasarkan pada asumsi ontologis tertentu (cara kita memandang dunia), yang
menyiratkan epistemologi yang berbeda (cara kita mengumpulkan pengetahuan) dan
metodologi penelitian dan metode yang berbeda. Hal ini, pada gilirannya,
mempengaruhi jenis masalah penelitian yang diajukan dan hipotesis yang diuji. Hal
ini penting bagi para peneliti akuntansi dengan jelas mengenai asumsi yang
mendasari penelitian mereka dan untuk mempertimbangkan apakah pendekatan
penelitian alternatif yang lebih tepat. Ada sebuah tubuh literatur, yang secara
bebas dicap sebagai penelitian naturalistik, yang sangat penting dari
pendekatan yang sangat terstruktur yang diadopsi oleh peneliti ‘ilmiah’.
Penulis meninjau secara singkat beberapa kritik mereka di bagian ini.
Kritik pertama
adalah bahwa penelitian skala besar statistik cenderung menyatukan segala hal
bersama-sama. Hipotesis yang didasarkan pada penggunaan harga pasar saham atau
survei membuat banyak penelitian akuntansi jauh dari dunia praktisi dan sepadan
dengan keprihatinan mereka. Fokus penelitian naturalis dikemukakan sebagai
lebih tepat untuk memperoleh pengetahuan tentang perilaku akuntansi dalam
pengaturan dasarnya. Idenya adalah bahwa kita melakukan penelitian secara
sealamiah mungkin. Pendekatan ini memiliki dua implikasi. Pertama, kita tidak
memiliki asumsi atau teori yang terbentuk sebelumnya. Kedua, kita berfokus pada
masalah perusahaan tertentu. Hal ini dilakukan dengan mengambil pendekatan
penelitian fleksibel menggunakan pengamatan dekat dan menempatkan kurang
penekanan pada analisis matematika, pemodelan, uji statistik, survei dan tes
laboratorium. Cara biasa untuk melakukan penelitian naturalistic adalah dengan
menggunakan studi kasus individu dan kerja lapangan lebih rinci. Jenis
penelitian ini jauh lebih kecil/mikro dalam perspektif karena itu bertujuan
untuk memecahkan masalah individu yang mungkin perusahaan tertentu.Oleh karena
itu, hasilnya mungkin lebih sulit untuk menggeneralisasi.
Pendekatan
naturalistik dapat dibandingkan dengan penelitian ilmiah ‘akuntansi’, yang
lebih rentan terhadap menggabungkan hasil dari pengujian sejumlah hipotesis
dalam rangka membentuk ‘teori umum akuntansi’. Penelitian naturalistik dimulai
dari situasi spesifik dunia nyata, tujuan utama adalah untuk menjawab pertanyaan:
“Apa yang terjadi di sini?”, Bukan untuk memberikan kondisi yang dapat
digeneralisasikan untuk segmen masyarakat luas.
Pendekatan studi
kasus dipandang oleh beberapa peneliti sebagai pemenuhan terbaik peran
menjelajahi masalah penelitian untuk penelitian naturalistik. Sebagai contoh:
Situasi di mana
tidak layak untuk mengembangkan model teoritis sebelum pengamatan empiris,
alternatif terbaik berikutnya (pendekatan eksplorasi) dapat diikuti.
Tomkins dan
Groves tidak setuju dengan pandangan ini. Mereka melihat pendekatan penelitian
naturalistik sebagai lebih tepat untuk asumsi ontologis yang berbeda. Perbedaan
asumsi ontologis menyiratkan gaya penelitian yang berbeda dan mempengaruhi
pertanyaan penelitian diajukan dan diselidiki. Sebagai contoh, kita dapat
melihat akuntansi sebagai konstruksi sosial. Kita mungkin ingin memahami apa
citra diri yang orang pegang, atau apa yang mendasari asumsi yang
mempertahankan pandangan bahwa, atau bagian apa peran persepsi ini dalam
mengendalikan cara mereka melakukan peran mereka sehari-hari. Ini adalah jenis
pertanyaan yang mungkin akan diteliti menggunakan ontologi subjektif.
Untuk lebih
menjelaskan ontologi dan gaya penelitian yang berbeda yang dapat
digunakan, penulis mempertimbangkan
artikel Tomkins dan Groves dan klasifikasi Morgan dan Smircich yang mereka gunakan.
Pertama, mereka mendaftarkan 6 klasifikasi
sifat dunia sosial (lihat tabel 2.1).
Tabel 2.1. Enam
dasar asumsi ontologism
Kategori
|
Asumsi
|
1.
|
Realitas sebagai struktur kongkrit
|
2.
|
Realitas sebagai proses konkrit
|
3.
|
Realitas sebagai bidang informasi kontekstual
|
4.
|
Realitas sebagai wacana simbolik
|
5.
|
Realitas sebagai konstruksi social
|
6.
|
Realitas sebagai imajinasi manusia
|
Source: G. Morgan,
‘Accounting As Reality Construction: Towards a New Epistemolosy for Accounting
Practice’, Accounting Organizations and Society, Vol. 13, No. 5 (1988), pp.
477-85.
Kategori 1-6
adalah cara alternatif untuk melihat dunia. Kategori 1 adalah pandangan
objektivis yang ketat dari dunia. Kategori 1 mengasumsikan bahwa dunia nyata
dan stabil, kategori 6 memandang dunia sebagai tidak stabil dan
manusia-spesifik. Untuk kategori 1-3, lebih tepat untuk menggunakan pendekatan
ilmiah. Dengan pengamatan dan pengukuran yang tepat, diasumsikan bahwa
seseorang sudah tersedia, stabil dan biasanya sangat sederhana yang berkaitan
dengan subset terisolasi dan kecil dari dunia sosial yang dapat digunakan untuk
prediksi yang akurat.
Untuk kategori
4-6, Tomkins dan Gruves menunjukkan bahwa penelitian naturalistik atau
eksplorasi lebih tepat.3 Ini kategori umumnya diberi label sebagai
‘interaksionis simbolis’. Interactionists simbolis melihat dunia mereka sebagai
salah satu di mana orang membentuk kesan mereka sendiri yang terpisah melalui
proses interaksi manusia dan negosiasi. Mereka percaya bahwa aksi sosial dan
interaksi hanya mungkin melalui pertukaran interpretasi berbagi 'label' yang
melekat pada orang-orang, hal-hal dan situasi. Realitas tidak diwujudkan dalam
aturan penafsiran sendiri, tetapi hanya dalam arti bahwa hasil dari interpretasi
masyarakat terhadap situasi dan peristiwa yang mereka alami.
Seperti yang
telah penulis catat sebelumnya, asumsi ontologis yang penulis buat menyiratkan
pendekatan epistemologis yang berbeda dan metode penelitian tertentu. ini pada
gilirannya mempengaruhi jenis masalah penelitian yang diminta dan hipotesis
yang diuji. Untuk membantu memahami hal ini, penulis menyajikan perbandingan
pendekatan ilmiah dan alamiah dalam tabel 2.2.
|
Scientific research
|
Naturalistic research
|
Asumsi Ontologis
|
·
Realitas objektif dan
konkret.
·
Akuntansi adalah realitas
objektif yang terpisah dari peneliti.
|
·
Realitas dikonstruksi
secara sosial dan diproduksi dari imajinasi manusia.
·
Akuntansi dibangun dari
realitas.
|
Pendekatan Epistimologis
|
·
Satu demi kemajuan
pengetahuan
·
reduksionisme
·
Pengujian hipotesis
individual
·
Mampu generalisasi
Hukum
|
·
Holistik
·
Kompleksitas dunia tidak
dapat diselesaikan dengan reduksionisme
·
Hukum Kerumitan yang tak
Teruraikan
|
Metodologi
|
·
Tersusun
·
Sebelum teoritis dasar
·
Empiris validasi atau
ekstensi
|
·
Tidak terstruktur
·
Tidak ada teori
sebelumnya
|
Metode
|
·
Sintaksis model formulasi
·
Empiris induksi untuk
membentuk hipotesis
·
Sesuai metode statistic
|
·
Studi kasus
·
Eksplorasi oleh
fleksibilitas
·
Pengalaman peristiwa
individu
|
1.F. Pendekatan ilmiah diterapkan untuk
akuntansi
Kesalahpahaman tujuan
Banyak
kesalahpahaman tentang upaya untuk menerapkan pendekatan ilmiah untuk
akuntansi. Beberapa percaya bahwa upaya ini adalah untuk membuat para ilmuwan
keluar dari praktisi akuntansi. Pandangan ini bukanlah tujuan dari pendekatan. Seorang
ilmuwan adalah salah satu yang menggunakan metode ilmiah dan, oleh karena itu,
terutama peneliti. Profesi medis memberikan analogi yang baik dari perbedaan
antara peneliti dan praktisi dan penggunaan dan efek dari metode ilmiah.
Para peneliti
medis adalah seorang ilmuwan, tetapi praktisi medis (dokter) adalah tbukan. Yang
terakhir adalah seorang teknisi, orang yang menerapkan alat-alat kedokteran. Dia
adalah orang yang profesional yang diharapkan untuk menggunakan penilaian untuk
mendiagnosis penyakit dan merekomendasikan pengobatan.Alat ‘kedokteran yang
berlaku terutama terdiri, dari pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian
ilmiah oleh peneliti medis. Namun, seperti di beberapa bidang lain,
penelitianilmiah tidak menemukan semua jawaban atas pertanyaan medis dan
beberapa kesimpulan yang lain tidak persuasif. Kesimpulan dari penelitian ini
adalah generalisasi, tapi praktisi dihadapkan dengan kasus-kasus tertentu yang
mungkin tidak sesuai persis dengan kesimpulan umum.
Untuk alasan
ini, pertimbangan praktisi selalu diperlukan dalam menerapkan `alat ‘nya atau
perdagangannya. Yang penting adalah bahwa dokter mengambil sikap ilmiah dalam
praktek – itu adalah, dia mengambil secara serius pandangan bahwa bukti untuk
mendukung diagnosis atau pengobatan
adalah penting. Misalkan Anda mengalami sakit punggung dan pergi ke dokter yang
mengatakan kepada Anda bahwa Anda akan sembuh dengan meminum satu liter air
sehari. Bukankah Anda ingin tahu apakah dasar ilmiah untuk pengobatan ini ada?
Seorang akuntan yang percaya pada
pendekatan ilmiah ingin bukti empiris dan penjelasan logis untuk mendukung
praktik akuntansi sehingga praktisi dapat merekomendasikan metode yang paling
sesuai untuk situasi yang diberikan berdasarkan bukti ini.Orang menemukan
pernyataan yang lebih meyakinkan ketika didukung secara obyektif, bukti empiris
dari pernyataan berdasarkan rasionalisasi hanya bisa diperdebatkan. Bahkan,
akuntan sering tidak yakin tentang keabsahan apa yang mereka diarahkan untuk
meresepkan.
Kesalahpahaman
umum lain tentang penerapan pandangan
ilmiah dalam akuntansi adalah bahwa ‘kebenaran mutlak’ yang diinginkan, yang
tentu saja tidak mungkin. Oleh karena itu berpendapat bahwa itu adalah sia-sia
untuk mencari apa yang tidak mungkin. Argumen seperti itu didasarkan pada
kesalahpahaman bahwa ilmu pengetahuan mengetahui kebenaran mutlak.Metode ilmiah
yang tidak sempurna.Ini adalah penemuan manusia untuk membantu kami memastikan
apakah pernyataan harus dianggap benar atau tidak. Struktur dari proses di mana
penentuan ini dibuat sedemikian rupa sehingga tidak ada yang dapat mengklaim
kebenaran mutlak dalam ilmu pengetahuan. Dengan demikian, kebenaran ilmiah
bersifat sementara.Sebuah pernyataan atau teori keuntungan status `kebenaran
‘hanya setelah para ilmuwan di daerah dari mana teori berkembang memutuskan
bahwa bukti cukup persuasif.Sejarah ilmu pengetahuan mengungkapkan bahwa
substitusi, penyesuaian dan modifikasi dari teori yang dibuat terang dalam
bukti baru.Misalnya, teori Newton memberi jalan untuk teori relativitas
Einstein. Dalam pandangan dari apa yang kita katakan, kita harus memiliki
konsepsi yang kurang idealis dari syarat ‘kebenaran’ dan ‘fakta, dalam ilmu
pengetahuan.
Langganan:
Postingan (Atom)